MALANG_BM-Sebanyak
64 siswa SD Islam (SDI) Baitul Makmur mengikuti ujian Tahsin Al Qur'an Metode
Yanbu'a yang dilaksanakan di RTQ Al Hidayah Purwantoro, Kota Malang, pada Kamis
(28/11/2019). Ujian yang dilaksanakan mulai pukul 12.30 diikuti siswa kelas 3,
4, 5, dan 6.
Koordinator Madrasah Diniyah (Madin) SDI
Baitul Makmur, ustadzah Dewi Muyassaroh, S.Pd, mengatakan seluruh siswa yang
mengikuti ujian Yanbu'a ini diuji untuk diketahui kemampuannya dalam hal
membaca Al-Qur'an.
“Ada sembilan materi yang diujikan untuk
mengetahui anak didik kami dalam hal membaca Al-Qur'an. Kesembilan materi
tersebut adalah fashohah Al Qur'an dan fawatihus shuwar, ghorib atau ayat-ayat
langka, tajwid, surat pendek (An-Naas s.d. Adh-Dhuha), doa harian, praktik sholat,
praktek wudhu, ilmu tauhid, dan yang
terakhir kitabah dan asmaul husna,” papar guru SDI Baitul Makmur yang akrab
disapa ustadzah Dewi, ditemui di sela-sela pelaksanaan ujian Yanbu’a.
Dia menambahkan, untuk menghasilkan
lulusan berkualitas dan sesuai standar, para pengujinya tidak sembarangan. “Semua
penguji langsung dari Lajnah Muroqobah Thoriqoh Baca Tulis dan Membaca Al-Qur'an
Yanbu’a (LMY) Malang Raya yang berdomisili di Kalipare, Karangkates,” tegas
dia.
Setelah ujian, lanjut ustdzah Dewi, semua
peserta akan mendapatkan nilai per
materinya dan disimpulkan dengan nilai Lulus dan Khatam berupa kertas yang
diberi nama Syahadah Yanbu’a. Rencananya, peserta ujian Yanbu’a yang lulus akan
diikutkan dalam acara Wisuda Yanbu'a dan Tahfidz Baitul Makmur pada Sabtu, 11
Januari 2020, di Regent's Park Hotel.
“Peserta
ujian Yanbu’a akan diwisuda bersamaan dengan peserta ujian tahfidz Al-Qur’an. Pelaksanaan
ujian tahfidz dilaksanakan pada 17 Desember di Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul
Makmur. Pesertanya beragam mulai dari siswa SD, SMP, SMK, dan Ponpes,” ujar dia.
Menurut ustadzah Dewi, penggunaan metode
Yanbu’a dalam pembelajaran Al-Qur’an di sekolah yang bernaung di Yayasan Baitul
Makmur, khususnya jenjang sekolah dasar (SD), dimulai sejak tahun 2008.
“Penerapannya sejak SDI Baitul Makmur berdiri tahun 2008 atau 11 tahun lalu,”
kata dia.
Pertimbangan penggunaan metode Yanbu’a di
Baitul Makmur, menurut dia, karena guru-guru Madin yang mengajar di Baitul
Makmur sudah bersyahadah Yanbu'a. Saat ini, guru Madin di Baitul Makmur yang
sudah bersyahadah Yanbu'a berjumlah tujuh orang.
“Pertimbangan lainnya adalah metode Yanbu'a
pengarangnya adalah putranya Mbah KH Arwani Kudus, yang beliaunya jelas punya
sanad/sambung guru ke Rasulullah SAW. Kami juga melihat materi-materi di
Yanbu'a lebih lengkap pada materi tajwid dan ghoribul Qur'annya,” jelas dia.
Sementara itu, Koordinator Madin Baitul
Makmur Zaenal Mustofa, S.Pd, menambahkan
penerapan metode Yanbu’a di Baitul Makmur mulai dari SD kelas reguler. Artinya,
disampaikan sesuai kurikulum dari metode Yanbu'a. Targetnya, 3,5 tahun selesai
sampai jenjang wisuda Yanbu'a.
“Pada tingkatan siswa SMP, Yanbu'a memakai program
khusus dan ditargetkan satu setengah semester bisa selesai kemudian dilanjutkan
ke tahfizh,” kata ustadz Zaen, sapaan akrabnya.
Menurut
dia, metode Yanbu’a dipandang sebagai metode yang mempunyai sistem percepatan
yang baik dalam penguasaan Al-Qur’an. Karena metode ini merupakan penyempurna
dari metode belajar Al-Qur’an yang ada seperti: Qiro’ati, Iqro’, dan lainnya.
Pemilihan metode Yanbu’a sendiri tidak lepas dari mudahnya akses dalam
mendapatkan perangkat yang ada seperti: pedoman pembelajaran, buku, alat
peraga, dan apabila terdapat permasalahan dapat dikonsultasikan langsung kepada
penyusun metode tersebut.
“Hingga
saat ini pembelajaran Al-Qur’an menggunakan metode-metode tersebut telah
diterapkan di beberapa lembaga pendidikan, baik itu lembaga pendidikan formal
atau pun non formal. Terdapat banyak sekolah yang menerapkan metode-metode ini,
salah satunya Baitul Makmur,” kata ustadz Zaen. (hen)
Penulis/Editor: Hendarmono Al Sidarto
.
0 komentar:
Posting Komentar