Pesan Abah Gino dalam Halal Bihalal Idul Fitri 1440
Hijriah
MALANG_BM– Memanfaatkan momentum Idul Fitri 1440
Hijriah, keluarga besar Yayasan Baitul Makmur menggelar halal bihalal, Senin
(17/6/2019). Kegiatan yang digelar di Gardenia Resto, Jalan Bandung ini dihadiri
Ketua dan pengurus Yayasan, seluruh guru TK Islam, SD Islam, SMP Islam, dan SMK,
serta karyawan Baitul Makmur. Sedangkan hikmah halal bihalal disampaikan oleh
ustadz Samin.
Ketua Yayasan Baitul Makmur
Drs H Rolla Gino Pribadi dalam kesempatan tersebut meminta maaf atas nama pribadi dan keluarga atas
kesalahan yang dilakukan kepada dewan guru dan karyawan Baitul Makmur. “Kami
memohon maaf, khususnya kepada dewan guru, jika selama ini banyak yang nggrundel (mengeluhkan) kalau diajak
rapat-rapat mendadak untuk membahas program-program sekolah. Sudah kebiasaan
saya menyelesaikan masalah yang tidak terpogram dilakukan mendadak. Namun, insyaallah,
kalau saya marah dalam rapat dengan bapak ibu guru, satu jam kemudian atau
setelah rapat usai, marah saya sudah hilang tidak menunggu-nunggu besok. Tidak
ada dendam-dendaman,” tegas Ketua Yayasan yang akrab disapa Abah Gino ini.
Selain meminta maaf, Abah Gino di acara ini
juga mengajak seluruh dewan guru dan karyawan kembali beraktivitas setelah
libur panjang merayakan hari raya Idul Fitri 1440 Hijriyah. “Mari dalam minggu
ini kita melanjutkan perjuangan kita untuk mendidik anak-anak didik kita. Untuk
itu harapan kami, mari kita kembali bekerja lebih giat lagi, lebih keras lagi sehingga
apa yang diharapkan masyarakat, wali
murid yang menitipkan putra putrinya di Baitul Makmur dapat mendapatkan hasil
yang terbaik,” kata Abah Gino.
Sementara itu, dalam hikmah
halal bihalal yang disampaikan oleh ustadz Samin, diungkapkan ada empat macam orang
ketika melakukan amalan ini tidak meningkat kualitasnya, maka amalnya tidak akan
diterima oleh Allah SWT. Yang pertama orang yang berpuasa Ramadhan. Setelah berpuasa
seseorang itu meningkat apa tidak kualtias kerjanya.
Kedua, orang yang setelah berjihad
fi sabilillah tapi tidak juga meningkat kualitasnya maka jihadnya tidak
diterima. Ketiga, orang yang pergi haji. Jika setelah berhaji semakin buruk
maka hajinya tidak diterma oleh Allah SWT.
“Misalnya, suka ngrasani
padahal orang yang suka ngrasani itu kena balak 10 yang salah satunya jauh dari
rahmat Allah SWT. Karena itu, kalau masih berharap rahmat Allah maka termasuk
orang yang merendah dihadapan Allah. Karena itu, kurangi perasaan merasa. Kalau
bukan saya tidak beres, kalau bukan saya
tidak tuntas, kalau tidak saya gurunya tidak akan pandai. Jangan…kita hanya sekedar menyampaikan ilmu.
Rahmat dan hidayah yang memasukkan ke anak itu urusannya Allah,” kata ust. Samin.
Karena itu, lanjut dia, guru
harus banyak-banyak berdoa. Guru yang tidak mendoakan siswanya akan bahaya.
Anak yang tambah pintar akan tambah kurang ajar. Dia pun meminta guru jangan sampai mangkelan, jangan
sampai benci terhadap anak didiknya.
“Ada siswa yang nakal tambah
disayangi, didoakan agar dapat hidayah. Ingat, jangan bangga kepada anak yang
pintar. Belum tentu anak pintar ini nantinya akan berbakti kepada gurunya. Juga,
jangan benci dengan anak yang bandel. Belum tentu anak yang bandel ini pada
saat besarnya nanti tidak bakti kepada gurunya,” pesannya. (hen)
Penulis/Editor: Hendarmono Al Sidarto
0 komentar:
Posting Komentar