Penguatan Karakter di SMK Baitul Makmur Mulai Tahun Ajaran Baru 2019/2020
MALANG_BM-
Berbicara soal sekolah menengah kejuruan (SMK) berkarakter, khususnya sekolah
swasta, di Malang memang banyak pilihan. Namun, ada yang beda di SMK Baitul
Makmur yang beralamat di Jalan Sawojajar 17B No.58 ini. Mulai tahun ajaran baru
2019/2020, akan ada tambahan dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM),
yakni penguatan karakter adab bagi anak didiknya.
Penguatan karakter adab ini melengkapi
program literasi dan tahfidz yang saat ini menjadi andalan SMK Baitul Makmur.
Saat ini, program literasi sudah membuahkan hasil dimana siswa SMK Baitul
Makmur sudah berprestasi di tingkat Kota Malang, Provinsi Jawa Timur, dan pada
Juli 2019 mendatang siap beradu di tingkat nasional. Sedangkan tahfidz
dilakukan setiap pagi sebelum siswa masuk kelas menyetorkan langsung hafalannya
kepada gurunya.
SMK Baitul Makmur sendiri merupakan
lembaga pendidikan di bawah naungan Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur’an Baitul
Makmur. Selain SMK, lembaga pendidikan yang berada dalam naungan Pondok
Pesantren ini adalah jenjang Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak (KB/TK),
Sekolah Dasar Islam (SDI), dan Sekolah
Menengah Pertama Islam (SMPI).
Kepala SMK Baitul Makmur Febby Cahya
Triandra, S.Pd, M.Pd mengatakan, dipilihnya adab sebagai penguatan karakter
siswa bukan tanpa alasan. ”Mengapa adab
yang kami tekankan. Pasalnya, saat ini banyak sekali kita temui anak
pintar-pintar tapi tidak tahu adab. Ini mengerikan. Bagi kami, penekanan (pelajaran) agama itu
perlu, tetapi sebelum belajar ilmu yang paling dipentingkan adalah adab. Al'adabul fauqol 'ilmi. Adab itu lebih
tinggi daripada ilmu,” kata kepala sekolah asli Arema ini, Kamis (20/6/2019).
Dia
menambahkan, penguatan karakter adab ini dengan menggunakan kitab rujukan atau
referensi Al-Akhlaq lil Banat
karangan Prof. Dr. Umar bin Ahmad Baraja. "Jadi, kami tidak sembarangan
menerapkan penguatan karakter adab karena menggunakan kitab rujukan,"
tandasnya.
Lebih
lanjut dipaparkan dia, dalam implementasinya mulai tahun ajaran baru 2019/2020
setiap guru membawahi 5-7 orang siswa sebagai guru pamong. Dan setiap guru
nanti memegang buku kasus atau istilahnya seperti bimbingan konseling. Jadi,
tiap-tiap guru akan bertindak sebagai ayah atau ibu mereka ketika siswa ada di
sekolah. Sehingga ketika terjadi masalah ataupun persoalan terkait adab setiap
harinya, guru tersebut yang bertanggung jawab mulai kelas 1-kelas 3.
Dengan demikian, lanjut dia, yang memahami
dan mengayomi siswa adalah gurunya karena di bawah tanggung jawabnya. Pasalnya,
guru juga diposisikan sebagai standar ukuran bagi siswa, baik secara akhlak,
pelajaran, dan lain-lain. Termasuk kegiatan luar seperti home visit bisa
terjalin dengan memanfaatkan waktu liburan. Sedangkan wali kelas hanya
bertindak dalam proses administrasi.
“Sistem ini berbeda dengan yang dijalankan
sebelumnya yakni di bawah naungan wali kelas. Wali kelas hanya berurusan dengan
KBM (kegiatan belajar dan mengajar). Untuk keseluruhannya otomatis guru
bertanggungjawabnya terhadap siswa. Jadi sekarang tidak ada lagi cerita guru
tidak ada di sekolah, loncat sana loncat sini tapi harus full time di sini (SMK
Baitul Makmur),” ujar pria berkacamata ini.
Selain penguatan adab, dia mengatakan,
pihaknya akan merapkan system blocking
materi. Jadi materi-materi yang tidak berkaitan dengan ujian nasional, bisa
diterapkan blocking. Misalnya, mata
pelajaran seperti kesenian yang hanya di kelas 10, sejarah dan lain-lain semua
materi di semester 2 akan diajarkan di semester 1 semua. Sehingga untuk
pelajaran lainnya bisa kita perbanyak di bidang produktif sampai maksimal
sesuai dengan moto sekolah vocation
(kejuruan). Jadi bukan di materi saja. Sedangkan yang lain-lain lebih banyak
penggunaan modul.
“Dengan diterapkan sistem baru ini, maka
siswa akan mendapatkan nilai plus karena agamanya dapat, vokasinya hebat, dan
ketika sudah jadi output tidak
merugikan masyarakat karena beradab. Dengan demikian lulusan SMK Baitul Makmur
benar-benar baik,” tegas dia. (hen)