MALANG_BM-Tim
juri Green School Festival (GSF) 2018 disambut meriah oleh SD Islam Baitul Makmur,
Kamis (7/9/2018). Saat tiba, tim juri dikalungi rangkaian bunga yang dilakukan oleh
dua siswa kelas 1. Tak hanya itu, seluruh civitas akademika juga nampak
antusias menyambut kedatangan juri lewat yel-yel yang berisikan tentang
lingkungan hidup.
“Sengaja
kita buat penyambutan (tim juri) seperti ini supaya lebih semarak dan menarik,”
ujar Ida Prasanti, Koordinator GSF Baitul Makmur 2018 sekaligus guru Kelas 6 di
sela-sela menyambut kedatangan tim juri.
Usai penyambutan, tim juri yang terdiri
dari empat orang ini memasuki ruang guru untuk mendengarkan presentasi oleh dua
siswa SD Islam Baitul Makmur. Kedua siswa tersebut adalah Huriya Hafizha
Azizah, Kelas IVB, dan Indra Muhammad Miftahul Firdaus, Kelas VA, yang
mempresentasikan secara bergantian sepuluh isu lingkungan di SD Islam Baitul
Makmur yang melingkupi peta umum sekolah, sampah dan polusi, energi, sumber
air, tanaman hijau, risiko, kantin sehat, literasi teknologi informasi, UKS, dan
peta kesimpulan sekolah.
Dalam presentasinya, kedua siswa SD Islam
Baitul Makmur ini memaparkan sepuluh isu tersebut melalui LCD proyektor mulai
dari kondisi, penyebab, potensi, dan solusi terhadap masing-masing isu. Usai
mendengarkan presentasi, tim juri turun ke lapangan untuk melihat langsung
dokumen GSF SD Islam Baitul Makmur hingga sarana dan prasrana yang tersedia seperti
UKS, perpustakaan, kantin sekolah, dan lain-lain.
Banyak
kreasi yang disajikan SD Islam Baitul Makmur untuk menyambut tim juri dalam GSF
kali ini, terutama daur ulang sampah. Seperti replika pohon dari kardus yang
digunakan untuk pemaparan majalah dinding (mading) memuat sepuluh isu yang kemudian
dipresentasikan oleh siswa. Pemanfaatan daur ulang ini merupakan salah satu
dari pengaplikasian sepuluh isu lingkungan GSF yang dinilai oleh juri.
Kepala
SD Islam Baitul Makmur Hj. Fatimah, M.M. mengungkapkan jika segala yang
ditampilkan adalah apa yang ada di sekolah. “Semua menjadi bagian dari
pendidikan karakter. Termasuk lingkungan sekolah,” ujarnya.
Ia
berharap, GSF ini bukan sekadar menjadi ajang perlombaan, melainkan sebagai
bentuk perbaikan untuk menciptakan lingkungan sekolah lebih baik. (hen)
Penulis/Editor:
Hendarmono Al Sidarto
0 komentar:
Posting Komentar